Prof. Dr. Achmad
Mubarok MA
Thursday, 05 February
2009 09:51 - Last Updated Thursday, 05 February 2009 09:56
Semua
kita pasti sudah pernah mendengar nama Abu Nawas.Jika orang menyebut nama Abu
Nawas maka langsung terbayang sosok pelawak kesohor atau tentang fikiran akal
bulus yang sangat lembut,- tetapi konotasinya negatip. Sesungguhnya tokoh Abu
Nawas atau Abu Nuwas adalah seorang ahli hukum dan kritikus social yang sangat
cerdas yang hidup pada zaman Daulah Abbasiyyah di Bagdad, dan sempat bertemu
dengan dua khalifah (raja) pada periode hidupnya, yaitu Harun Al Rasyid dan al
Ma`mun.. Ia juga seorang penyair sufi , tetapi kekhasan Abu Nawas adalah
kemampuannya mengekpressikan kecerdasannya secara jenaka,bahkan termasuk kepada
Tuhan.. Kumpulan puisinya tercantum dalam buku Diwan- Abu Nuwas yang di
Fakultas sastra Arab bukunya dijejerkan bersama dengan kumpulan puisi Imam
Syafi`I ,Diwan al Imam al Syafi`i dan puisi Ali bin Abi Thalib,Diwan al Imam
~Ali, Diwan Syi`r Imam al Bulagha. Kecerdasan dan kejenakaan Abu Nuwas dapat
dirasakan dari kisah-kisah sebagai berikut.
Pertama
Suatu hari Raja
iseng-iseng uji nyali staf di kerajaannya. Di halaman depan kerajaan ada pohon
jambu yang sedang berbuah. Raja mengikat seekor orang utan yang besar dan galak
di pohon itu, lalu Raja mengumumkan; barang siapa bisa mengambil sebutir saja
jambu dari pohon itu akan diberi hadiah seribu dinar. Orang banyak berusaha
untuk mengambilnya, tetapi tidak ada seorangpun yang bisa, karena setiapkali
mendekat pohon,orang utan yang galak itu segera menyongsongnya. Abu Nawas yang
kala itu sedang bertamu ditawari ikut. Abu Nawaspun bersedia dan dengan santai
ia mengambil beberapa batu kecil. Dengan cermat Abu Nawas melempari orang utan
itu dengan batu-batu kecil. Sudah barang tentu orang utan yang galak itupun
marah, tetapi ia tidak bisa menjangkau Abu Nawas karena kakinya terikat rantai
ke pohon. Puncak kemarahan orang utan itu terjadi, ia petik jambu didekatnya
dan dibalas melemparnya ke Abu Nawas. Nah Abu Nawas tinggal menangkap jambu
itu, dan Abu Nawas memenangkan hadiah Raja sebesar seribu dinar.
Kedua
Pada suatu hari, salah
seorang keponakan Raja yang bernama Jafar berceritera kepada Raja,bahwa ia
bermimpi menikahi seorang gadis yang bernama Zainab, seorang gadis yang
terkenal di Bagdad karena kecerdasan dan
kecantikannya. Raja dengan tanpa berfikir mendalam langsung mengomentari
ceritera mimpi ponakannya. Wah itu mimpi yang baik, mimpimu itu isyarat
petunjuk Tuhan. Begini saja, kalau kamu memang mau menikah dengan Zainab,
serahkan pada pamanmu ini,biar aku yang urus. Sudah barang tentu Jafar, sang
keponakan sangat gembira. Esoknya, Zainab dan kedua orang tuanya dipanggil
menghadap
raja, dan kepada mereka
disampaikan bahwa ada isyarat Tuhan yang harus dilaksanakan , yaitu menjodohkan
Jafar, keponakannya dengan Zainab. Biarlah kerajaan yang menyelenggarakan
hajatannya. Kedua orang tua Zainab sudah barang tentu bersukacita, tetapi
Zainab sendiri tidak bisa menerimanya. Hatinya menolak keras dijodohkan,
apalagi hanya berdasar mimpi, tetapi mulutnya terkunci rapat. Kerajaan dengan
bersukacita mengumumkan rencana pernikahan itu,dan tak lupa Rajapun
menceriterakan kepada publik mimpi ponakanya yang ia fahami sebagai isyarat
dari Tuhan yang harus dilaksanakan.