Minggu, 12 Agustus 2012

BAGAIMANA MERAIH KESUKSESAN

BAGAIMANA MERAIH KESUKSESAN

TETAPI HANYA SEDIKIT YANG BISA MENCAPAINYA
WHY…..??? (MENGAPA…..???)
TERNYATA
ORANG YANG GAGAL HANYA KEPINGIN SAJA
TETAPI
ORANG YANG SUKSES BENAR-BENAR MELAKUKANNYA (TAKE ACTION)
I.KEMAUN UNTUK BERUBAH
ORANG BIASA  

MENCARI KERJA 
     MENDAPAT UANG
JIKA MENDAPAT UANG UNTUK DIBELIKAN APA???
MEMBARTERKAN SELURUH WAKTUNYA DENGAN UANG

ORANG SUKSES

MENCARI  ILMU
MEMBANGUN ASET
 UANG DATANG SENDIRI    
MENDAPAT UANG UNTUK DIBISNISKAN APA???
MENGINVESTASIKAN SEBAGIAN WAKTUNYA UNTUK MEMBANGUN ASET
II.BERPIKIRAN BISNIS
A.MEMAHAMI BISNIS
  1. PROFIL PERUSAHAAN
  2. PRODUK (KONSEP MRT)
  3. MARKETING PLAN
  4. SISTEM PENDIDIKAN
  5. BUDAYA ELKEN
  6. PELUANG
B.  MAU BELAJAR DAN MENGAJAR
  

Peran Investasi Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional


Pada saat itu perhitungan serta kalkulasi proyek-proyek investasi baru dapat dengan mudah dilakukan karena memang terdapat kepastian berusaha yang tinggi dan tingkat resiko kegagalan dalam berusaha yang rendah. Resiko berusaha yang rendah ini didukung oleh iklim politik yang stabil. Keamanan dalam perjalanan barang pasokan dan bahan mentah untuk kegiatan industri dan proses logistik dari produk dan barang jadi perusahaan dapat terkirim dengan mudah dan murah ditangan konsumen.
Demikian juga sistem perijinan investasi masih ditangani secara sentralistis sehingga sekaligus mengurangi rantai birokrasi yang berlebihan. Tuntutan partai politik dan lembaga swadaya masyarakatpun masih dalam koridor yang tidak banyak mengganggu jalannya proses berbisnis. Kondisi iklim berusaha dan resiko investasi yang positif ternyata kemudian membuahkan hasilnya. Perusahaan-perusahaan domestik tanpa ragu-ragu dapat melakukan ekspansi usahanya disegala lini produksi. Minat untuk melakukan investasi secara langsung pada sektor riil yang dilakukan oleh masyarakat bisnis dan industri rumahtangga meningkat tajam baik di sektor pertanian, perikanan, pertambangan, konstruksi, industri pengolahan, industri berat, jasa keuangan dan perbankan, serta pada sektor-sektor jasa lainnya.
Minat investasi yang paling menonjol dan menunjukkan peningkatannya adalah investasi langsung dalam rangka mendapatkan fasilitas penanaman modal asing (FDI). Kehadiran FDI telah memberikan kontribusi yang besar dalam mendorong kinerja laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, mendorong timbulnya industri pasokan bahan baku lokal, proses alih teknologi dan manajemen, serta manfaat bagi investor lokal. Manfaat yang paling menonjol adalah berkembang nya kolaborasi yang saling menguntungkan dan terjalin antar investor asing dengan kalangan pebisnis lokal. Disini kita melihat bagaimana bisnis dan industri komponen berkembang dengan pesat, termasuk berbagai kegiatan usaha yang berorientasikan ekspor.
Perkembangan investasi langsung yang dahsyad tersebut kemudian memberikan berbagai manfaat dan dampak positif untuk perkembangan ekonomi nasional dan lokal. Devisa negara kita mengalami peningkatan yang cukup berarti sehingga negara kita dapat memiliki cadangan pendanaan untuk keperluan berjaga-jaga dalam kondisi yang kurang baik. Lapangan kerja secara nasionalpun dapat diberikan pada jumlah yang tinggi, dimana dengan satu persen laju pertumbuhan dalam perekonomian nasional dapat secara langsung memberikan tambahan lapangan kerja antara 700 ribu sampai dengan 800 ribu pekerja.
Jarang kita mendengar keluhan dari para calon pekerja di daerah perkotaan yang sulit mendapatkan lapangan kerja. Tingkat pengangguran dapat ditekan seminimal mungkin. Lapangan kerja yang diberikan oleh kehadiran perusahaan asing dan domestik berorientasi kan ekspor secara bersamaan telah dirasakan manfaatnya oleh kalangan pekerja kerah putih, para lulusan program pasca sarjana maupun para lulusan dari program pendidikan sarjana di tanah air. Ditempat lokasi kerja perusahaan asing putra-putra bangsa mendapatkan pengalaman yang sangat luas dalam bidangnya masing-masing, dengan pengenalan pada wawasan manajemen modern dan pengenalan terhadap kehadiran pasar global. Beberapa diantara karyawan tersebut kemudian beralih status menjadi entrepeneur-entrepreneur muda yang telah membesarkan perkembangan usaha-usaha ekonomi berskala menegah dan kecil.
Perkembangan investasi pengusaha domestik dan asing tadi masih memberikan berbagai kontribusi positif untuk peningkatan sumber-sumber pajak perusahaan dan perseorangan yang berguna dalam pembangunan daerah pada tingkat satu dan tingkat dua. Perkembangan ekonomi lokal disekitar lokasi tempat usaha perusahaan-perusahaan yang menanamkan investasinya menunjukkan kecenderungan mendapatkan pengaruh dampak langsung dari kehadiran mereka. Penyelenggaran fasilitas umum dan sosial dapat ditingkatkan sekaligus bertambahnya tingkat konsumsi lokal terhadap kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari.
Tantangan
Rekaman peristiwa dan kasus-kasus diatas terjadi beberapa puluh tahun sebelum krisis perekonomian terjadi. Setelah krisis multidimesional melanda negeri kita kondisi dan perkembangan yang diutarakan tersebut mengalami kemunduran. Proses perubahan tatanan sosial dan ekonomi pada era reformasi menimbulkan tantangan sekaligus harapan-harapan.Kita dihadapkan pada kenyataan pahit bagaimana mesin pertumbuhan perekonomian nasional yang berbasiskan perluasan kapasitas terpasang industri ternyata belum mampu untuk tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.
Banyak perusahaan-perusahaan domestik yang menggurita sebagai perusahaan konglomerasi mengalami kemundurannya,dan bahkan sebagian gugur dimedan laga terkena imbas negatif krisis ekonomi.
Kekurang hati-hatian dalam mengelola perusahaan dalam kondisi lingkungan eksternal perusahaan yang berubah cepat (turbulent change) merupakan salah satu faktor utama dari kegagalan tersebut. Praktek bisnis yang tercela dan kasus-kasus kecurangan dalam politik berbisnis yang berbau korupsi, kolusi dan nepotisme mengakibatkan perusahaan-perusahaan tersebut sangat rentan menghadapi badai krisis dan lingkungan yang bergejolak. Kecerobohan dan praktek-pratek tidak terpuji ini membawa implikasi pada peningkatan biaya rente dan pemborosan finansial yang berlebihan.
Akibatnya perusahaan-perusahaan tersebut tidak lagi memliki daya saing dalam percaturan untuk memperebutkan pangsa pasar produk-produk Indonesia di perekonomian internasional. Posisi daya saing sebagian produk ekspor Indonesia terpaksa terkerek jatuh pada tingkat terbawah dalam ranking daya saing internasional. Kita terpaksa mengakui keunggulan daya saing dari negara-negara pengekspor produk-produk serupa seperti China, Malaysia, India, Vietnam, dan Korea Selatan yang dapat bertahan dan bahkan meraih dan memperluas pangsa pasar ekspor mereka. Pengusaha-pengusaha pribumi di negara tetangga tersebut dapat meraih keunggulan karena mereka telah melakukan praktek berbisnis secara lebih baik dari apa yang telah diperbuat oleh pengusaha-pengusaha domestik kita. Tidaklah heran jika pada saat ini mereka tetap berjaya
Melihat lebih lanjut pada pengalaman negara lain dalam mempersiapkan datangnya gelombang globalisasi kita terpaksa harus belajar banyak.Sebagai contoh dapat kita lihat dengan pengalaman negara China. China memiliki jumlah penduduk yang tinggi di dunia, melebihi jumlah penduduk diIndonesia. Negara ini sama-sama memperoleh kemerdekaan nya tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Chinapun sedang dalam proses melakukan transformasi di bidang sosial-ekonominya sejak dicanangkannya revolusi kebudayaan beberapa puluh tahun yang lalu.
Perubahan terpenting yang dilakukan oleh pemerintah dan kalangan pebisnis di negara tersebut tidaklah tangung-tanggung. Segera setelah reformasi pembangunan menggelinding, pemerintah pusat menetapkan beberapa kawasan utama sebagai tempat lokasi bermukimnya perusahaan-perusahaan asing yang menjadi sasaran pembangunan. Pemerintah dan kalangan pebisnis di China sangat menyadari arti dan peran kehadiran FDI dalam mendukung proses transformasi ekonomi mereka.
Desentralisasi kewenangan dalam perijinan usaha dan investasi diberikan dengan penuh pada pengelolaan kawasan tersebut. Melalui strategi ini pemerintah China telah melakukan proses otonomi daerah secara tidak langsung. Hanya model yang mereka tempuh lebih terkelola dengan baik, dengan dapat diminimalisirnya kemungkinan hambatan birokrasi dan instabilitas politik. Para pengambil kebijakan pada tingkat pusat dan daerah menyadari sepenuhnya bahwa yang memerlukan kehadiran FDI adalah China dan bukan kondisi sebaliknya.
Kebijakan lainnya yang mendukung program peningkatan investasi di negara China adalah pengiriman para karyawan pabrik ke negara industri untuk mempelajari proses produksi produk-produk berbasiskan teknologi maju dan ketrampilan dalam bidang riset dan rekayasa industri. Pemerintah menyadari pentingnya negara penerima FDI untuk menyiapkan tenaga trampil siap pakai saat mereka akan mengundang calon investor asing tersebut berketetapan akan memulai merealisasikan rencana-rencana investasi, pemerintah pusat menunjuk dan memberikan kewenangan penuh pada beberapa pihak tertentu untuk memproses perijinan dalam satu atap.
Dengan demikian birokrasi yang tidak diperlukan dapat dihilangkan.Orientasi kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang “pro” kepada kehadiran investasi di kawasan industri dan lokasi-lokasi usaha tertentu kemudian ternyata membuahkan hasilnya. Tanpa diduga arus masuk modal asing, kredit investasi dan FDI ke wilayah-wilayah tersebut meningkat dengan tajamnya. Hiruk pikuk dan peningkatan pembangunan proyek-proyek investasi dalam segala jenis kegiatan dan besaran skala usaha mewarnai perekonomian nasional dan perekonomian lokal. Tingkat penggangguran dapat ditekan dan terjadilah lonjakan tajam dan percepatan laju  pertumbuhan ekonomi maupun tingkat pendapatan rumah tangga.
Tantangan lainnya yang dihadapi oleh para pelaku bisnis dan calon investor di negeri kita adalah bagaimana pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat dapat memberikan iklim yang kondusif untuk terselengaranya investasi. Pada tingkatan pemerintah pusat, masalah yang dihadapi adalah masih belum terlihatnya yang jelas dalam strategi pengembangan industrialisasi. Strategi yang demikian sangat diperlukan sehingga birokrasi pada pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten, dapat menyatu-padukan dan melakukan koordinasi atas rancangan-rancangan pengembangan investasinya di daerah untuk dapat mendukung tercapainya target-target dari strategi industrialisasi nasional tersebut.
Pemerintah daerah juga dituntut untuk dapat memelihara iklim usaha yang baik dan tidak memberatkan dunia usaha dan para calon investor di kawasannya masing-masing. Akhirnya bagi masyarakat, pada era demokratisasi saat ini yang sedang marak akhir-akhir ini dengan berbagai tuntutan-tuntutan yang berlebihan janganlah mengorbankan iklim usaha yang telah terbina. Pengusaha dan calon investor di manapun menuntut kenyamanan, keamanan dan kepastian berusaha dari proses penanaman modalnya di daerah. Kemajuan dan peningkatan volume produksi dari kegiatan-kegiatan investasi yang diunggulkan sudah pasti lambat laun akan memberikan efek pengganda pada perekonomian lokal dan pendapatan rumah tangga masyarakat disekitarnya.
Masih banyak lagi tantangan-tantangan lainnya untuk disebutkan satu persatu disini. Yang jelas baik kalangan pebisnis sendiri maupun para pelaku-pelaku ekonomi dan administrasi pemerintahan perlu melakukan perubahan-perubahan cara pandang, penerapan tata kelola perusahaan dan tata kelola administrasi pemerintahan yang saling mendukung demi terciptanya percepatan investasi di masing-masing daerah dan lokalitas.
Momentum percepatan investasi seperti yang terjadi di China perlu dipelajari dan ditiru, sehingga pada akhirnya dapat tercipta lapangan kerja yang lebih banyak dan manfaat untuk masyarakat yang lebih luas.
Mempersiapkan Masa Depan
Kondisi kehidupan perekonomian dan tatanan masyarakat yang adil dan sejahtera merupakan harapan yang banyak ditunggu oleh putra-putri Indonesia dalam menyongsong masa depannya. Harapan yang mereka sangat tunggu adalah kapankah lapangan kerja di sekitar mereka dapat tersedia dengan cukup dan memadai. Mereka telah melihat sendiri dan turut serta dalam menggulirkan berbagai reformasi, tentunya dengan harapan pada suatu saat akan dapat mewujudkan cita-cita tersebut.
Lapangan kerja yang memadai dan penerapan sistem balas jasa di perusahaan secara berkecukupan dapat terselenggara apabila proses investasi secara langsung dapat bergulir seperti sediakala. Bahkan untuk mengejar keterlambatan dalam memacu mesin perekonomian kita, ternyata masih diperlukan lagi lonjakan jumlah investasi yang besar dan dahsyad. Kondisi perekonomian di negara kita yang berangsur baik dalam beberapa tahun terakhir masih perlu didorong lebih lanjut dengan memacu kehadiran dan tambahan investasi yang berasal dari masyarakat, investasi PMDN maupun investasi PMA.
Orientasi pada pembangunan ekonomi nasional dan lokal perlu dibuat agar lebih mendekatkan pada kepentingan kehadiran calon-calon investor di berbagai pelosok tanah air. Demikian juga perusahaan-perusahaan yang sudah ada harus dijaga eksistensinya, agar mereka tetap betah dan dapat menjalankan kegiatan usahanya di lokasi-lokasi tersebut. Tekanan-tekanan yang menuntut keadilan dan perbaikan kesejahteraan karyawan perlu dilakukan dengan sopan, senantiasa mencari solusi-solusi kompromi demi kepentingan kelangsungan hidup usaha. Janganlah tujuan-tujuan politik dan kepentingan dari segelintir kelompok dicampur-adukkan dalam proses pemberian perijinan investasi dan usaha dengan memperpanjang jalur birokrasi.
Proses otonomi daerah pun perlu dilakukan dengan bijak tanpa membebani kepentingan dunia usaha secara berkelebihan. Proses pencarian dan penetapan sumber-sumber keuangan pemerintahan daerah hendaknya dapat dilakukan dengan memperhatikan keberlangsungan dan eksistensi perusahaan-perusahaan yang telah bermukim lama di daerah.
Budaya melayani kepentingan calon investor baru perlu ditanamkan diseluruh jajaran aparat birokrasi pemerintahan. Dalam hal ini perlu dimengerti bahwa wilayah atau kawasan tempat berusaha tidak lagi dapat ditawarkan dan dipromosikan dengan mudah. Masih ada ratusan alternatif tempat usaha di berbagai lokalitas di penjuru dunia yang memiliki aksesibilitas ke pasar global. Tidak ada cara yang lebih baik apabila birokrat pemerintahan memberikan pelayanan yang terbaik, memangkas birokrasi, mengurangi beban-beban usaha yang berlebihan, menciptakan iklim investasi dan usaha serta mempersiapkan putra-putri di daerah untuk dapat berpartisipasi dalam proses kegiatan investasi. Dengan cara demikian maka kita telah memberikan warisan terbaik baik putra-putri bangsa, antara lain melalui penciptaan lapangan kerja yang lebih baik, lebih luas.

Pentingnya Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan


Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang digunakan untuk dalam berkomunikasi  dalam kehidupan baik secara formal maupun nonformal. Bahasa juga digunakan secara lisan dan tilisan dalam kita berbicara dengan orang lain di lingkungan masyarakat.dalam kehidupan sehari-hari mustahil kita tidak mengucapkan sepatah kata orang lain di sekitar rumah. Bahasa digunakan secara tulisan contohnya dalam ruang lingkup sekolah kita sering menemui murid ataupun mahasiswa dalam mengekpresikan keinginannya melalui sehelai kertas atau surat kabar.dengan menuangkan semua keinginan maka hatinya merasa lega dan bebas dari rasa emosi.
Kita juga tahu bahwa bahasa Indonesia adalaha bahasa yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.apabila kita tidak tahu tatacara penggunaan bahasa yang baik dan benar maka kita akan ditertawakan oleh orang yang mendengarkan pembicaraan kita. Karena perkembangan teknologi dan zaman yang semakin modern membuat bahasa Indonesia mempunyai variasi-variasi yang sangat unik. Keunikan ini bisa terjadi dikalangan para remaja dalam berbicara maupun menulis SMS. Walaupun mereka sudah mengetahui bagaimana tata cara penggunaan bahasa yang baik dan benar tetapi mereka masih saja menambah dengan bahasa Indonesia yang menurut mereka lebih bagus. Mungkin dari kecil kita sudah diberi pelajaran tentang bahasa Indonesia oleh orang tua kita walaupun hanya sebagian kata dan masih dalam tahap pembelajaran.
Pentingnya bahasa Indonesia membuat kita untuk selalu mengetahui tata cara pengucapan ataupun  penulisan bahasa yang benar. Bahasa mempunyai dampak yang luar biasa dalam penyebaran maupun pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa juga mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Bahkan bukan saja merupakan alat komunikasi tetapi lebih dari itu bahasa merupak alat polotik untuk mempersatukan bahasa yang bermacam-macam dalam dunia ini.pada saat penggunaan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, kita sebagai pemakai bahasa tidak  memperhatikan atau mempertimbangkan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau sasaran dalam berbahasa.kita hanya menggunakan bahasa untuk keperluan pribadi kita masing-masing tanpa memperhatikan hal-hal di atas.
Bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri maksudnya adalah bahasa yang digunakan untuk menngungkapkan segala sesuatu yang ada dalam baik dada, hati maupun perasaan kita agar puas dengan apa yang membuat kita terekan. Bahasa sebagai alat komunikasi adalah alat untuk menunjukkan ekspresi kita kepada orang lain, apabila bahasa dan ekspresi kita tidak dapat dimengerti ataupun dipahami oleh arang yang menjadi lawan kita berbicara maka orang tersebut tidak akan mengetahui makasud kita dalam mengekspresikan bahasa tidak tersampaikan seperti yang kita inginkan. Selain itu bahasa dapat berguna sebagai alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman atas asal-usul sesuatu hal baik yang berkaitan dengan pengetahuan maupun perkembangan seputar teknologi yang terjadi.
Di samping bahasa sebagai alat komunikasi bahasa juga sebagai unsur pemersatu dalam kehidupan yang bermacam-macam bahasa di Indonesia. Kita tahu bahwa dalam masyarakat pasti mempunyai berbagai macam bahasa, apabila kita tidak dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar maka kita susah untuk beradaptasi dengan orang lain. Kontak sosial kita dengan masyarakat tidak akan berjalan dengan baik. Tetapi dengan mengetahui begitu pentingnya bahasa Indonesia tidak membuat menyerah untuk selalu memahaminya serta menerapkan dala kehidupan sehari-hari.
Kontak sosial dalam masyarakat akan berlangsung apabila bahasa yang kita gunakan dapat dimengerti oleh orang  yang mendengarkanya. Kita sebagai warga Indonesia tidak dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar pasti merasa malu apalagi sekarang kita sudah duduk di bangku kuliah. Dimana dalam perkuliahan bahasa Indonesia sangat dibutuhkan dalam berkomikasi baik di lingkungan kampus maupun berinteraksi langsung dengan para masyarakat yang mengetahui bahasa Indonesia dengan sebaik mungkin dari kita. Sebab bahasa Indonesia bukan bahasa asing melainkan bahasa kita sendiri.  
Kadang kita sebagai bangsa Indonesia sendiri sulit untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Dalam kita memahami perkembangan ilmu pengetahuan juga kita memerlukan keahlian dalam menguasai kata-kata yang tertera dalam bahasa pengetahuan. Selain menggunakan kamus sabagai pembantu kita dalam memahami kita tentang kata atau kalimat yang belum pernah kita degarkan apa tidak sewajarnya kita harus dapat membiasakan memakai bahasa Indonesia sebagai mestinya. 

Wisata Sanggau


Salah satu potensi daerah di Kabupaten Sanggau yang belum diperhatikan adalah objek wisata air di tepian Sungai Kapuas, dengan adanya penataan, diharapkan dapat menarik pengunjung untuk datang dan menjadikan Sanggau menjadi salah satu tujuan wisata di Kalimantan Barat.
Salah satu potensi daerah di Kabupaten Sanggau yang belum diperhatikan adalah objek wisata air di tepian Sungai Kapuas, dengan adanya penataan, diharapkan dapat menarik pengunjung untuk datang dan menjadikan Sanggau menjadi salah satu tujuan wisata di Kalimantan Barat.
Seperti disampaikan Kasi Promosi Seni Budaya dan Pariwisata Dinas Pariwisata, Mas Kartini, yang akrab dipanggil Tini ini, beberapa waktu lalu.
”Objek wisata di Sanggau memang banyak, namun penataan dan pengelolaan belumlah optimal salah satunya wisata air,” ungkapnya.
Sungai Kapuas memiliki panorama yang indah untuk dinikmati, tidak hanya Sungai Kapuas, Sungai Sekayam pun memiliki keindahan yang tidak kalah dengan sungai lainnya. Selain itu, keraton yang berdiri di tepian Sungai Kapuas memberikan nuansa kerajaan pada zaman dahulu. Ditambah lagi dengan adanya Muara Kantuk, tempat bersantai bagi sebagian masyarakat, selalu menyuguhkan pemandangan indah ketika sore menjelang.
”Tidak cuma sungainya, keraton dan juga disana telah dibangun barau dan pondok-pondok kecil yang telah ditata, sehingga untuk kedepan penataan daerah tepian Kapuas yang memiliki keunikan tersendiri dapat diperhatikan,” tambahnya.
Namun ia sangat prihatin, dengan adanya keindahan tersebut, masyarakat masih kurang menyadari tentang arti kebersihan. ”Sampai saat ini merubah tradisi membuang sampah di sungai masih melekat di sebagian masyarakat Sanggau, sehingga terkadang di tengah aliran Sungai Kapuas yang jernih sering dijumpai deretan sampah limbah rumah tangga melintas,” paparnya.

Perbedaan Bunga Bank Dan Bagi Hasil (Profit Sharing),


A. Pengertian Bunga
     Bunga bank tidak jauh beda dengan yang namanya riba, Kesamaan itu sulit dibantah, apalagi secara nyata aplikasi sistem bunga pada perbankan lebih banyak dirasakan madharatnya dari pada manfaatnya. Sehingga bunga bank dikategorikan sebagai riba, baik itu riba qard, riba jahiliyah, riba fadhl, ataupun riba nasi’ah, karena ada unsur yang dilarang menurut agama atau menyebabkan kesengsaraan secara ekonomi bagi pihak yang melakukan peminjaman dengan bunga.
Fatwa MUI bahwa bunga bank adalah riba muncul dengan merujuk pada ayat-ayat Al – Qur’an, khususnya Q. S An-Nisaa : 19 ; Q. S An-Nisaa 160-161 ; Ar- Ruum 39 ; Q. S Ali Imran 130 dan Q. S Al-Baqarah 278-279. ( Meskipun banyak juga ulama dari kaum modernis dan kalangan intelektual yang tidak mengharamkan sistem bunga bank)

B. Sistem Bunga pada Bank Konvensional

     Operasi Perbankan konvensional sebagian besar ditentukan oleh kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat melalui pelayanan dan bunga yang menarik, penyimpan dana pasti akan memilih bank yang paling tinggi menawarkan tingkat bunga simpanannya dan memberikan berbagai jenis bonus atau hadiah. Kemudian pada sisi penyaluran dana tingkat bunga simpanan itu ditambah dengan persentase tertentu untuk spread yang terdiri dari : Biaya operasional, cadangan kredit macet, cadangan wajib, dan profit margin, dibebankan kepada peminjam dana. Artinya peminjam danalah yang sebenarnya membayar bunga simpanan dan spread bagi bank itu.
Penyaluran kredit kepada nasabah dalam perbankan konvensional juga hanya akan dinikmati oleh mereka yang mempu membayar tingkat bunga yang berlaku. Akibatnya akan selalu ada kesenjangan dan jurang pemisah antara yang mampu dan tidak mampu.


C. Pengertian Bagi Hasil (Profit Sharing)

Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitive profit sharing diartikan : “Distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan”. Lebih lanjut dikatakan bahwa hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan.

D. Sistem Bagi Hasil (Profit Sharing)

Perhitungan bagi hasil adalah atas dasar laba dan rugi bulanan (dengan sistem revenue sharing). Sistem revenue sharing adalah suatu sistem bagi hasil yang didasarkan kepada tingkat pendapatan usaha. Sedangkan Sistem profit sharing adalah suatu sistem bagi hasil yang didasarkan kepada tingkat laba usaha.
Secara umum, prinsip bagi hasil dalam Perbankan Syari’ah dapat dilakukan dalam 4 (empat) akad utama, yaitu : al–musyarakah, al-mudharabah, al-muzara’ah dan al-musaqah. Sungguh pun demikian prinsip yang paling banyak dipakai adalah al-musyarakah dan al-mudharabah, sedangkan al-muzara’ah dan al–musaqah dipergunakan khusus untuk plantation financing (pembiayaan pertanian) oleh beberapa Bank Islam.

Mulut (Bisa) Membawa Maut


Segala yang keluar dari penuturan kita, manusia, mencerminkan hakikat diri kita. Mulut (lisan) merupakan bagian vital kita yang penggunaannya mendominasi keseharian kita. Sering kita mendengar bahwa Allah telah menciptakan untuk kita, hamba-Nya, satu mulut dan dua telinga dengan harapan kita lebih mendengar daripada melihat. Akan tetapi, pada kenyataannya, manusia banyak memfungsikan anggota tubuh yang memiliki dua bibir ini daripada menajamkan penggunaan telinga.
Kenapa?                                 
Adalah fitrah bahwa manusia ingin mendapatkan pengakuan di lingkungan tempat dia berada. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi manusia menurut Maslow (1943). Dan berbicara adalah satu upaya paling kentara dari upaya aktualisasi diri. Dengan berbicara, kita mentransferkan apa-apa yang menjadi ide, harapan, keinginan, maupun tanggapan kita terhadap sesuatu.
Berbicara juga merupakan salah satu cara kita mengetahui karakter diri maupun orang sebagai lawan bicara kita. Walaupun bukan suatu kemutlakan, logikanya, orang dengan latar belakang pendidikan tinggi, akan memiliki cara dan bahasan pembicaraan yang lebih matang dibandingkan orang yang tidak memiliki background pendidikan sama sekali. Demikian halnya dengan karakter. Orang dengan karakter rendah hati dan lembut, akan berimbas pada cara bicaranya yang juga lembut. Orang dengan karakter keras cenderung memiliki cara bicara yang to the point dan tegas. Sekali lagi, hal ini bukan suatu kemutlakan karena tidak jarang kita saksikan, orang dengan level pendidikan tinggi malah mengatakan hal-hal kasar, menjatuhkan, dan tidak mendidik. Dan sesekali mungkin kita temui orang dengan pribadi kuat dan tegas namun cara bicaranya sejuk lagi lembut.
Mulut dan bicara adalah dua hal tak terpisahkan dari diri manusia. Keduanya menjadi ujung tombak kehidupan, utamanya kehidupan sosial manusia. Sebuah statemen ‘mulutmu harimaumu’ cukup merepresentasikan bagaimana pentingnya memiliki dan menjaga mulut kita dari hal-hal yang sia-sia apalagi merugikan.
Sering saya melihat di lingkungan pergaulan di sekitar saya yang dengan enteng kata-kata umpatan kasar terucap. Entah hewan berkaki empat nyata atau diplesetkan, entah kata umpatan dalam bahasa inggris, atau yang lain sering bersliweran di telinga saya. Hal itu sangat membuat saya merasa risih dan jengah. Saya menjadi ingat betapa Melalui kata yang terucap oleh mulut, perkelahian hingga pertumpahan darah pun bisa terjadi.
Saya sangat salut dengan cara orang tua saya mendidik kami, anak-anak mereka, tentang berbicara. Saya, semenjak TK hingga sekarang, sangat jarang mengatakan kata-kata umpatan. Ketika marah, benci, atau mendapat hal kurang menyenangkan apapun, diri saya pribadi akan sangat menghindar dari perkataan kasar. Bagaikan mendapat sengatan listrik jika saya mungkin secara emosional melontarkan umpatan.
Saya bahkan masih mengingat peristiwa yang sampai sekarang saya jadikan pembelajaran tentang pendidikan orang tua saya terhadap berbicara ini. Bukan bermaksud menyombongkan diri ataupun orang tua, saya hanya ingin sedikit berbagi hal sederhana ini. Dulu, saat pertelevisian tanah air tengah ramai oleh serial Warung Kopi (warkop); Dono, Kasino, dan Indro, terdapat sebuah kata yang saya imitasi dari tokoh Indro. Kata sederhana yakni ‘inang’.
Kata ini diucapkan tokoh saat tengah mendapat kesialan seperti tersandung, jatuh, kaget, dll. Dan itu pernah satu-dua kali saya lontarkan saat saya mendapat hal kurang mengenakkan. Mendengar hal itu, dengan tegas ibu saya menegur dan memberhentikan perbuatan saya itu. Kata beliau, jika dibiarkan, meskipun hal itu kecil, akan berdampak buruk bagi saya ke depan.
Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”
Nah, betapa pentingnya menjaga segala sesuatu yang terucap dari mulut kita. Menjaganya bukan berarti menjadikan kita pribadi pendiam yang introvert. Namun, menjaga lisan mengarahkan kita menjadi pribadi hanif, berakhlaq, dan bermanfaat…